
Kasus biro perjalanan bermasalah di Tanah Air kembali terjadi. Kali ini korbannya bukan para jamaah umrah. Tapi ratusan siswa beserta sejumlah guru dan karyawan sebuah sekolah di kawasan Jakarta Utara. Pihak sekolah yang merasa tertipu pun kesal dan melaporkan biro perjalanan wisata tersebut ke kepolisian setempat.
Dan rencana perpisahan sekolah dengan berpariwisata ke kawasan Yogyakarta yang merupakan salah satu hal yang dinantikan siswa selepas menempuh ujian nasional pun berantakan. Kamis (19/4) kemarin, 160 siswa dan 27 guru beserta karyawan yang siap berangkat berwisata harus gigit jari. Sesuai kesepakatan rencananya bus akan membawa mereka ke Kota Gudeg pukul 5 sore, tapi hingga pukul 8 malam bus yang mereka nanti-nanti ternyata tak datang-datang.
Tunggu-punya tunggu bukan bus yang akhirnya datang menjemput mereka, tapi kabar dari pihak biro perjalanan wisata yang mereka kontrak untuk mengurus wisata. Sebuah kabar buruk. PT WMT yang dipercayakan mengurus perjalanan mengundur kegiatan perpisahan tersebut. Alasannya, uang mereka dirampok.
"Travel ini pada saat hari yang sudah ditetapkan kesepakatannya itu ternyata mengingkari. Tidak tepat waktu. Artinya tidak tepat apa yang sudah dikatakan. Misalnya tanggal 19 pukul lima sore berangkat ke Yogya, ternyata sampai pukul delapan malam itu tidak kunjung datang,” ujar Zainudin, kepala sekolah.
Sang Kepala Sekolah sebenarnya sudah curiga kepada travel ini karena beberapa waktu lalu pihak bus menghubungi sekolah terkait masalah pembayaran bus. Bus belum dilunasi pembayarannya oleh pihak travel, hanya diberi uang muka Rp 7 juta.
Pihak sekolah mengaku awalnya menerima sejumlah proposal dari beberapa travel yang hendak mengurus acara perpisahan sekolah ke Yogyakarta selama 4 hari 3 malam. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya pihak sekolah memilih travel tersebut, PT WMT, untuk dipercayakan menangani kegiatan perpisahan mereka. Sekolah pun melunasi biaya sekitar Rp 140 juta untuk memberangkatkan 160 siswa dan 27 guru beserta karyawan.
Kini, karena kesal dan merasakan dirugikan pihak sekolah akhirnya melaporkan pihak travel ke kepolisian. Sementara itu, terkait laporan pihak sekolah, Jumat (20/4) siang, Kepolisian Sektor Tanjung Priok, Jakarta Utara, menyatakan bahwa telah memeriksa satu orang dari pihak travel. Kepada polisi, pihak travel memberikan alasan lain bahwa uang yang telah dibayarkan pihak sekolah digelapkan oleh rekannya.
Laporan Novi Zakaria dari Jakarta.
Leave your comment